Jumat, 15 Juni 2012
Ghazwah al-Ahzab
Ghazwah al-Ahzab
Ghazwah al Ahzab dinamakan juga dengan Ghazwah Khandak.
Ia berlaku pada Syawal,tahun ke 5hijrah.
Sebabnya,apabila Bani Nadhir selesai diusir,beberapa orang ketua mereka datang
ke
Makkah
mengajak
dan
mengapi apikan
Quraisy
untuk
memerangi
Rasul
s.a.w..
Quraisy
telah
menyahut
ajakan
itu.
Seterusnya
pemimpin pemimpin
Yahudi
pergi
ke
Ghatfan.
Di
sana,
Bani
Fazzarah,
Bani
Murrah
dan
Asyjak
telah
menerima
ajakan
mereka
dan
berangkat
menuju
ke
Madinah.
Apabila
Baginda
s.a.w.
mendengar
kedatangun
angkatan
mereka,
Baginda
bermesyuarat
dengan
para
sahabat.
Salman
telah
mencadangkan
kepada
Baginda
supaya
digali
parit
di
sekeliling
Madinah.
Lalu
Rasul
s.a.w.
memerin tahkan
agar
digali
parit.
Baginda
sendiri
turut
terlibat
menggali
parit parit
itu.
Apabila
Quraisy
dan
sekutu
mereka
www.mykonsis.org 53
sampai,
mereka
merasa
terpegun
dengan
parit parit
yang
mereka
saksikan.
Ini
kerana
Arab
tidak
mempunyai
sebarang
pengalaman
dalam
penggalian
parit
seperti
ini.
Bilangan
tentera
bersekutu
Quraisy
sejumlah
10,000
orang
sementara
bilangan
orang
Islam
hanya
3,000
orang.
Huyai
bin
Akhtob
salah
seorang
Yahudi
yang
berperanan
menyemarakkan
semangat
Quraisy
dan
sekutu sekutunya
menentang
orang
Islam,
telah
pergi
menemui
Kaab
bin
Asad,
penghulu
Bani
Quraizoh.
Dia
meminta
beliau
melanggar
perjanjian
damai
antara
Bani
Quraizoh
dengan
orang
Islam.
Nabi
s.a.w.
terfikir
untuk
melakukan
perdamaian
dengan
Bani
Quraizoh
dengan
cara
membayar
satu
pertiga
hasil
buah buahan
Madinah
kepada
mereka.
Namun
kaum
Ansor
dengan
rasa
megah
terhadap
agama
mereka,
menolak
untuk
tunduk
kepada
pihak
Bani
Quraizoh
yang
telah
belot
kepada
perjanjian
dan
pakatan.
Peperangan
bermula
apabila
beberapa
pahlawan
berkuda
musyrik
berjaya
melepasi
parit
tersebut
di
salah
satu
bahagiannya
yang
sempit.
Orang
Islampun
bertempur
dengan
mereka.
Selanjutnya,
Nu'aim
bin
Mas'ud
bin
'Amir
datang
bertemu
Rasul
s.a.w.
memberitahu
Baginda
bahawa
dia
telah
memeluk
Islam,
sedangkan
kaumnya
tidak
mengetahui
keislamannya.
Beliau
juga
merupakan
kawan
kepada
Bani
Quraizoh.
Mereka
mempercayai
dan
meyakininya.
Beliau
berkata
kepada
Rasul
s.a.w.:
"Arahkan
aku
apa
yang
kamu
mahu."
Maka
Rasul
s.a.w.
bersabda
kepadanya:
"Di kalangan kita, kamu hanyalah seorang sahaja. Oleh itu, sekiranya kamu
dapat, lakukanlah sesuatu untuk mengalahkan musuh. Sesungguhnya perang
adalah tipudaya".
Justeru
itu,
Nu'aim
menggunakan
kelicikannya
sehingga
berjaya
memecahbelahkan
pakatan
Quraisy
dan
sekutunya
dengan
Bani
Quraizoh.
Dia
menimbulkan
prasangka
dalam
hati
setiap
kumpulan
terhadap
kumpulan
lain.
Allah
telah
menghantar
angin
kencang
ke
atas
tentera
bersekutu
pada
suatu
malam
yang
amat
sejuk,
sehingga
periuk periuk
bertaburan
dan
khemah khemah
mereka
terkoyak.
Jiwa
tentera
bersekutu
diselubungi
rasa
takut,
lalu
mereka
berangkat
pulang
pada
malam
itu
juga.
Apabila
pagi,
orang
Islam
tidak
men dapati
seorang
pun
orang
musyrik
yang
masih
berada
di
situ.
Dalam
peperangan
ini,
Allah
menurunkan
beberapa
ayat
dalam
kitab Nya
yang
mulia:
$p?š‰r'?˜tƒ t??Ï%©!$# (#?ã?t?#u? (#?ãä.øŒ$# spy?÷èÏ? «!$# ö/ä3ø‹n=tæ øŒÎ) ö?ä3ø?u?!%y` ׊?ã?ã_ $u?ù=y™ö‘r'sù ö?Í?ö?n=tã $\t†Í‘ #YŠ?ã?ã_u? ö?©9
$yd÷?ts? 4 tß%Ÿ2u? ª!$# $y?Î/ tß?è=y?÷ès? #??ÅÁt/ n?? øŒÎ) ?ä.?â?!$y_ ?Ïi? ö?ä3Ï%ö?sù ô?Ï?u? Ÿ?x ó™r& ö?ä3?Ï? øŒÎ)u?
ÏMxî#y— ã˜|Áö/F{$# ÏMtón=t/u? ÛU?è=à)ø9$# tÅ_$o?ysø9$# tß?‘?Ýàs?u? «!$Î/ O$t??ã?—à9$# n??? y7Ï9$u?èd u’Í?çGö/$#
š??ã?Ï?÷sß?ø9$# (#?ä9Ì“ø9ã—u? Z?#t“ø9Η #Y‰ƒÏ‰x© n???
Wahai orang-orang yang beriman, kenangkanlah nikmat Allah yang
dilimpahkan-Nya kepada kamu. Semasa kamu didatangi tentera (Al-Ahzab),
lalu Kami hantarkan kepada mereka angin ribut (yang kencang) serta
angkatan tentera (dari malaikat) yang kamu tidak dapat melihatnya. Dan
(ingatlah) Allah sentiasa melihat apa yang kamu lakukan. Masa itu ialah
masa tentera musuh datang melanggar kamu dari sebelah hulu dan dari
sebelah hilir (tempat pertahanan) kamu; dan masa itu ialah masa
pemandangan mata kamu tidak berketentuan arah (kerana gempar dan
www.mykonsis.org 54
bingung) serta hati pun resah gelisah (kerana cemas takut), dan kamu
masing-masing pula menyangka terhadap Allah dengan berbagai-bagai
sangkaan. Pada saat itulah diuji orang-orang yang beriman, dan
digoncangkan perasaan dan pendiriannya dengan goncangan yang amat
dahsyat. (Maksud Al-Ahzab: 9-11)
Kemudian
Allah
menjelaskan
pendirian
golongan
munafik,
sikap
mereka
yang
tidak
membantu
dan
tindakan
mereka
yang
menarik
diri
dari
medan
pertempuran.
Seterus nya
Allah
menerangkan
pula
perihal
orang orang
mukmin:
Dan pada masa orang-orang yang beriman melihat tentera Al-Ahzab,
berkatalah mereka:" Inilah yang telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya
kepada kami dan benarlah (apa yang telah dijanjikan) Allah dan Rasul-Nya".
Dan (angkatan tentera musuh yang mereka lihat) itu tidak memberi sebarang
kesan kepada mereka selain daripada menambahkan iman dan penyerahan
diri mereka bulat-bulat kepada Allah. Di antara orang-orang yang beriman
itu, ada yang bersikap benar menunaikan apa yang telah dijanjikannya
kepada Allah (untuk berjuang membela Islam); maka di antara mereka ada
yang telah selesai menjalankan janjinya itu (lalu gugur syahid), dan di
antaranya ada yang menunggu giliran; dan mereka, pula tidak mengubah
(apa yang mereka janjikan itu) sedikitpun. (Berlakunya yang demikian)
supaya Allah membalas orang-orang yang benar disebabkan kebenaran
mereka, dan menyeksa orang-orang yang munafik jika Dia kehendaki, atau
Dia menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun,
lagi Maha Mengasihani. Dan Allah telah menghalau kembali (angkatan
tentera) orang-orang yang kafir itu (ke tempat masing-masing) dengan
keadaan mereka geram marah (kerana gagal dan hampa), mereka tidak
mendapat sebarang keuntungan. Dan Allah selamatkan orang-orang yang
beriman dari bencana menghadapi peperangan itu. Dan (ingatlah) adalah
Allah Maha Kuat lagi Maha Kuasa.(Maksud Al-Ahzab': 22-25
Sumber: SIRAH NABI MUHAMMAD S.A.W. PENGAJARAN & PEDOMAN
Dr. Mustafa as-Syibaie
Kamis, 14 Juni 2012
RINGKASAN BUKU MENIKMATI DEMOKRASI – Anis Matta Part 2 (BAB 16- 30)
Perbedaan adalah sumber kekayaan dalam kehidupan berjamaah. Mereka yang tidak bisa menikmati perbedaaan itu dengan cara yang benar akan kehilangan banyak sumber kekayaan. Dalam ketidaksetujuan itu sebuah rahasia kepribadian akan tampak ke permukaan: apakah kita matang secara tarbawi atau tidak?
SYUBHAT DI SEKITAR SIKAP KRITIS
Jamaah Dakwah juga memerlukan kontrol, pengendalian, dan perbaikan yang berkesinambungan. Karena, jamaah itu komunitas manusia. Kelemahan-kelemahan bawaan yang ada pada diri manusia juga ada di jamaah dakwah. Itulah mengapa sikap kritis dan kultur instropeksi menjadi instrumen penting dalam proses penyempurnaan kehidupan berjamaah.
MENYIKAPI ORANG KREATIF DAN KRITIS
Sikap kritis merupakan indikator kesehatan hidup berjamaah. Karena, dengan begitu instrumen dan proses perbaikan berkesinambungan bekerja dengan baik. Kekhawatiran yang berlebihan terhadap sikap kritis sebenarnya tidak perlu ada. Kita hanya perlu khawatir bila sikap kritis berkembang secara tidak positif dan memicu konflik pribadi yang tidak sehat.
KERAGAMAN YANG PRODUKTIF
Segabai suatu organisasi, jamaah dakwah bekerja di wilayah yang sangat luas dan dengan sangat banyak orang. Mengelola keragaman pendapat menjadi faktor produktif bagi organisasi seperti itu, tentu tidak semudah mengelola keragaman pendapat dalam tim kreatif sebuah perusahaan iklan.
MENGOKOHKAN TRADISI ILMIAH KITA
Tradisi ilmiah bukanlah sekedar kebiasaan-kebiasaan ilmiah yang baik, tapi lebih merupakan standar mutu yang menjelaskan kepada kita di peringkat mana peradaban suatu bangsa atau suatu komunitas itu berada. Tradisi ilmiah bukanlah gambaran dari suatu kondisi permanen. Namun, lebih mengacu kepada suatu proses yang dinamis dan berkembang secara berkesinambungan.
KITA DAN PERANG ITU
Kita harus membaca situasi sekarang ini dengan semangat bagaimanamemanfaatkannya sebagai momentum untuk menciptakan kemajuan-kemajuan baru, lompatan-lompatan baru, bagi kepentingan strategis dan sejarah dakwah.
MEMBACA TANDA-TANDA ZAMAN
Bagi kita, para dai, khususnya para qiyadah amal islami, membaca tanda-tanda zaman diperlukan untuk menentukan proses perpindahan fase dakwah ke fase berikutnya. Membaca tanda-tanda zaman juga diperlukan untuk menentukan laju pertumbuhan dakwah.
YANG KITA PIKIRKAN DAN YANG KITA LAKUKAN
Kita harus mempunyai metodologi dan instrumen pembacaan yang komprehensif dan integral terhadap musuh-musuh dakwah. Itu merupakan dokumen strategis yang harus kita miliki untuk dapat menetapkan cara yang tepat untuk menghadapi mereka.
PIKIRAN DIBALIK PIKIRAN
Kemampuan membaca pikiran di balik pikiran akan menentukan seberapa jauh orang lain dapat mempengaruhi pikiran dan sikap. Begitu kehilangan imunitas, kita akan berpikir dan bersikap dalam format yang mereka inginkan untuk kita.
OBJEKTIVITAS ANTARA OPTIMISME DAN PESIMISME
Optimisme yang berbaur secara salah dengan objektivitas sering mendorong kita melupakan sisi-sisi lain yang sebenarnya justru menjadi kekuatan musuh. Dalam keadaan begitu kita mungkin tidak antisipatif terhadap berbagai kemungkinan tidak terduga.
PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN
Sikap kritis adalah sebuah kemestian yang tidak apat ditolak. Tapi mengkritisi diri sendiri secara berlebihan atau membebani diri sendiri dengan rasa bersalah yang berlebihan, hanya akan berakibat kontraproduktif.
PERFORMANSI POLITIK KITA
Kita telah mengokohkan jatidiri kita sebagai salah satu kekuatan moral dalam dunia politik kita. Tapi para pengamat politik berpendapat performansi kita lebih kuat sebagai ormas atau yayasan sosial ketimbang sebagai kekuatan politik praktis. Mereka ragu kita layak mengelola negara.
MENGEMBANGKAN KAPASITAS INTERNAL KITA
Dalam dunia politik praktis, orang-orang tidak menilai kita berdasarkan apa yang kita inginkan. Mereka menilai kita berdasarkan apa yang dapat kita lakukan. Mereka tidak pernah menanyakan apa visi-misi kita Tapi menanyakan seberapa mampu kita merealisasikan apa yang kita inginkan.
BUDAYA POLITIK KITA
Sekarang marhalah dakwah kita menuntut dikembangkan kultur baru, yaitu kultur sebagai pekerja poilitik. Ini tidak berarti kita harus menghapus kultur pekerja sosial yang sudah terbentuk sebelumnya.
STRATEGI PENCITRAAN
Apa yang dipahami orang lain tentang kita sebenarnya dibentuk oleh akumulasi sekap, perilaku, dan cara kita mengekspresikan diri. Apa yang mereka lihat, apa yang mereka dengar tentang kita, itulah yang menjadi faktor pembentuk citra kita di benak mereka.
Kamis, 07 Juni 2012
MEMOAR - RASULULLAH
Saudaraku,.
Hanya seseorang yang teramat cintanyalah...yang mampu memberikan segalanya,
waktu yang dimiliki akan habis hanya untuk membahagiakan orang yang dicintainya,
sampai-sampai ia tak memiliki waktu untuk memikirkan dirinya sendiri,
seperti itulah dia.. Kekasih Allah,. Rasulullah SAW
Dihadapkan pada ocehan dan makian tentang dirinya setiap hari..
masih saja orang buta itu ia suapi..
Di tengah lemparan batu-batu keras yang menghantam..
masih saja ia mendoakan kebaikan untuk mereka..
Pernahkah kau bayangkan tulang-tulangmu terasa remuk karena di dekap keras orang lain..??
Ya..Seperti itulah yang baginda rasakan saat malaikat Jibril mendekap tubuhnya dengan keras, hanya karena ia belum mampu membaca wahyu dari Tuhannya
adalah sebuah POTRET KECINTAAN..
Bahwa tidakkah kau tau, tangisan histeris Abu Bakar saat mengetahui kabar perpisahan dengan Rasulullah?
bagaimana bisa manusia paling berat imannya setelah Rasul itu, tak mampu menahan ungkapan kesedihannya ?
Ataukah kau tak dengar, pedang Umar bin Khattab siap memenggal siapa saja yang hendak menyakiti Rasulullah?
bagaimana bisa manusia paling gagah dan keras seperti beliau, mau melakukan pengorbanan itu untuk orang lain?
MASIH BELUM CUKUP??
Lihatlah Thalhah bin Ubaidillah rela membiarkan jari-jarinya terpotong hanya untuk melindungi Rasulullah saat perang Uhud..
bagaimana seseorang bisa tidak memerdulikan lagi dirinya sendiri, malah mati-matian membela orang lain?
kalau bukan karena cinta yang begitu dalam,. LALU APALAGI??
Begitu tak kuasa mendengar cerita ketika orang yang kita kasihi,
giginya pernah remuk karena hantaman benda keras saat memperjuangkan umatnya..
pipinya pernah tertembus panah musuh saat melindungi diri umatnya..
bahkan saat darah mulai melumuri wajahnya..setiap tetesnya adalah hanya untuk keselamatan umatnya..
Lalu..BUKANKAH YANG DIPERJUANGKAN KEKASIH ITU ADALAH KITA??
BELUM CUKUP YAKIN JUGA dengan pembuktian-pembuktian CINTA itu??
Maka gambaran paling menyakitkannya adalah saat sakaratul maut sudah sampai di batang leher..maka yang terbersit dalam pikirannya..hanyalah tentang umatnya..bukan yang lain...
“Ummati..Ummati...Ummati..”
Dan Bukankah yang beliau sebut umat itu adalah KITA??
Dan tentang penciptaan alam semesta,
Pada abad 20 ini, dunia baru membenarkan bagaimana penciptaan alam semesta itu..
TEORI BIG BANG telah mengatakan bahwa alam semesta ini berasal dari satu bagian saja dan akhirnya meledak dan membentuk alam semesta..
Saudaraku,. Apakah engkau tahu?
Padahal..14 ABAD YANG LALU,.
SUDAH ADA orang yang mengatakan hal serupa dengan itu..
tapi apa yang terjadi?? Orang itu malah dianggap GILA, KURANG WARAS, AHLI SIHIR..
bahkan dicaci-maki, dihina-hina, dan dilempar dengan batu..
"Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah satu padu, kemudian Kami pisahkan antar keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka, mengapakah mereka tiada juga beriman?"
(QS. Al-Anbiyaa’: 30).
“Maka apabila langit terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak...”
(QS. Ar-Rahman: 37)
Hanya seseorang yang teramat cintanyalah...yang mampu memberikan segalanya,
waktu yang dimiliki akan habis hanya untuk membahagiakan orang yang dicintainya,
sampai-sampai ia tak memiliki waktu untuk memikirkan dirinya sendiri,
seperti itulah dia.. Kekasih Allah,. Rasulullah SAW
Dihadapkan pada ocehan dan makian tentang dirinya setiap hari..
masih saja orang buta itu ia suapi..
Di tengah lemparan batu-batu keras yang menghantam..
masih saja ia mendoakan kebaikan untuk mereka..
Pernahkah kau bayangkan tulang-tulangmu terasa remuk karena di dekap keras orang lain..??
Ya..Seperti itulah yang baginda rasakan saat malaikat Jibril mendekap tubuhnya dengan keras, hanya karena ia belum mampu membaca wahyu dari Tuhannya
adalah sebuah POTRET KECINTAAN..
Bahwa tidakkah kau tau, tangisan histeris Abu Bakar saat mengetahui kabar perpisahan dengan Rasulullah?
bagaimana bisa manusia paling berat imannya setelah Rasul itu, tak mampu menahan ungkapan kesedihannya ?
Ataukah kau tak dengar, pedang Umar bin Khattab siap memenggal siapa saja yang hendak menyakiti Rasulullah?
bagaimana bisa manusia paling gagah dan keras seperti beliau, mau melakukan pengorbanan itu untuk orang lain?
MASIH BELUM CUKUP??
Lihatlah Thalhah bin Ubaidillah rela membiarkan jari-jarinya terpotong hanya untuk melindungi Rasulullah saat perang Uhud..
bagaimana seseorang bisa tidak memerdulikan lagi dirinya sendiri, malah mati-matian membela orang lain?
kalau bukan karena cinta yang begitu dalam,. LALU APALAGI??
Begitu tak kuasa mendengar cerita ketika orang yang kita kasihi,
giginya pernah remuk karena hantaman benda keras saat memperjuangkan umatnya..
pipinya pernah tertembus panah musuh saat melindungi diri umatnya..
bahkan saat darah mulai melumuri wajahnya..setiap tetesnya adalah hanya untuk keselamatan umatnya..
Lalu..BUKANKAH YANG DIPERJUANGKAN KEKASIH ITU ADALAH KITA??
BELUM CUKUP YAKIN JUGA dengan pembuktian-pembuktian CINTA itu??
Maka gambaran paling menyakitkannya adalah saat sakaratul maut sudah sampai di batang leher..maka yang terbersit dalam pikirannya..hanyalah tentang umatnya..bukan yang lain...
“Ummati..Ummati...Ummati..”
Dan Bukankah yang beliau sebut umat itu adalah KITA??
Dan tentang penciptaan alam semesta,
Pada abad 20 ini, dunia baru membenarkan bagaimana penciptaan alam semesta itu..
TEORI BIG BANG telah mengatakan bahwa alam semesta ini berasal dari satu bagian saja dan akhirnya meledak dan membentuk alam semesta..
Saudaraku,. Apakah engkau tahu?
Padahal..14 ABAD YANG LALU,.
SUDAH ADA orang yang mengatakan hal serupa dengan itu..
tapi apa yang terjadi?? Orang itu malah dianggap GILA, KURANG WARAS, AHLI SIHIR..
bahkan dicaci-maki, dihina-hina, dan dilempar dengan batu..
"Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah satu padu, kemudian Kami pisahkan antar keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka, mengapakah mereka tiada juga beriman?"
(QS. Al-Anbiyaa’: 30).
“Maka apabila langit terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak...”
(QS. Ar-Rahman: 37)
Saudaraku,..
Orang yang dianggap orang gila itu adalah sosok mulia Rasulullah...
Orang yang dicaci maki itu adalah Kekasih Allah... iya kan?
lalu harus dibuktikan dengan apa lagi PENGORBANAN beliau untuk kita?
Di akhirat kelak pun,.
bukankah yang ia khawatirkan adalah KITA??
LALU... BUKANKAH KITA JUGA BEGITU??
AMAT MENCINTAINYA?
MENYIMPAN KERINDUAN YANG BESAR UNTUK BERTEMU DENGANNYA?
Saudaraku,. Maka sampaikanlah rasa cinta kasih kita dengan bersholawat untuknya.. tunjukanlah setiap kerinduan kita dengan memohon ampunan baginya..
mintalah syafaat darinya.. sehingga kecintaan kita pun semakin bertambah dan terus selalu bertambah hingga hari akhir kelak.. InsyaAllah..
Orang yang dianggap orang gila itu adalah sosok mulia Rasulullah...
Orang yang dicaci maki itu adalah Kekasih Allah... iya kan?
lalu harus dibuktikan dengan apa lagi PENGORBANAN beliau untuk kita?
Di akhirat kelak pun,.
bukankah yang ia khawatirkan adalah KITA??
LALU... BUKANKAH KITA JUGA BEGITU??
AMAT MENCINTAINYA?
MENYIMPAN KERINDUAN YANG BESAR UNTUK BERTEMU DENGANNYA?
Saudaraku,. Maka sampaikanlah rasa cinta kasih kita dengan bersholawat untuknya.. tunjukanlah setiap kerinduan kita dengan memohon ampunan baginya..
mintalah syafaat darinya.. sehingga kecintaan kita pun semakin bertambah dan terus selalu bertambah hingga hari akhir kelak.. InsyaAllah..
RINGKASAN BUKU MENIKMATI DEMOKRASI – Anis Matta Part 1 (BAB 1- 15)
MARI KITA BERHENTI SEJENAK
Mari Kita berhenti sejenak disini!
Kita sudah relatif jauh berjalan bersama dalam kereta Dakwah. Banyak sudah yang kita lihat dan yang kita raih. Tapi, banyak juga yang masih kita keluhkan: rintangan yang menghambat laju kereta, goncangan yang melelahkan fisik dan jiwa, sura-suara gaduh yang memekakkan telinga dari gerbong kereta ini, dan tikungan-tikungan tajam yang menegangkan. Sementara, banyak pemandangan indah yang terlewatkan dan tak sempat kita potret, juga banyak kursi kosong dalam kereta dakwah ini yang semestinya bisa ditempat oleh penumpang-penumpang baru tapi tidak sempat kita muat...Dan masih banyak lagi!
Jadi marilah kita berhenti sejenak disini! Sahabat Rasulullah generasi pertama menyebutnya Majlis Iman. Ibnu Ma’ud berkata, “Duduklah bersama kami, biar kita beriman sejenak.”
Majlis iman kita butuhkan untuk dua keperluan. Pertama untuk memantau keseimbangan antara berbagai perubahan pada lingkungan strategis dengan kondisi internal dakwah serta laju pertumbuhannya. Kedua, untuk mengisi ulang hati kita dengan energi baru. Beginilah akhirnya kita memahami mengapa majlis-majlis kecil para sahabat Rasulullah SAW, di masjid atau di rumah-rumah berubah menjadi wacana yang melahirkan gagasan-gagasan besar atau tempat merawat kesinambungan iman dan semangat jihad. Maka ucapan mereka, kata Ali, adalah dzikir, dan, diam mereka adalah perenungan.
Tradisi inilah yang hilang di antara kita sehingga diam kita berubah menjadi imajinasi yang liar, ucapan kita kehilangan arah dan makna.
PROYEK PERADABAN KITA
Membangun kehidupan yang islami adalah sebuah proyek peradaban raksasa. Proyek besar bertujuan merekonstruksi pemikiran dan kepribadian manusia muslim agar berpikir, merasa, dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah SWT atau dengan referensi Islam.
Pekerjaan-pekerjaan dakwah untuk menyelesaikan proyek dakwah itu harus dilakukan dalam empat tahap, yaitu Mihwar Tanzhimi (Pembentukan Organisasi), Mihwar Sya’bi (Membentuk Basis Sosial), Mihwar Muassasi (Membangun Institusi di seluruh sektor kehidupan) dan Mihwar Daulah (Institusi Negara)
PROSES PERALIHAN
Sekarang amal Islami telah memasuki era keterbukaan (jahriyah) dan bekerja dengan cara-cara yang juga terbuka. Kondisi yang dibutuhkan untuk memasuki era keterbukaan, kata Syekh Muhammad Ahmad Al-Rasyid , adalah jumlah kader yang cukup situasi politik yang kondusif, penerimaan yang baik dari masyarakat, dan tersedianya kendaraan yang akan digunakan.
DAKWAH, POLITIK DAN DEMOKRASI
Partisipasi politik di alam demokrasi, seperti yang sekarang kita lakukan, disamping mempunyai akar kebenaran dalam referensi Islam, juga punya makna strategis bagi proyek peradaban kita: bahwa ini adalah upaya meretas jalan bagi umat secara aman dan bebas untuk membangun dirinya, bahkan memiliki dunianya sendiri. Perbedaan mendasar antara demokrasi sekuler dengan konsep politik Islam terletak pada pandangan tentang siapa pemegang kedaulatan. Konsep demokrasi sekuler memberikannya kepada suara rakyat, sementara Islam kedaulatan sepenuhnya di tangan Tuhan. Perbedaan itu sangat mendasar, dan titik temu keduanya terletak pada konsep partisipas. Yang pada dasarnya adalah Jaminan hak asasi pada setiap orang, mendahulukan kepentingan kolektif daripada individu dan menjadikan keragaman itu sebuah kekuatan.
DILEMA PARTAI DAKWAH
Allah SWT sesungguhnya meletakkan ujian bagi kita, para duat: bagaimana menyepadankan kebenaran Islam dengan kesalihan manusianya dan menyamakan kebesaran Islam dengan kehebatan manusianya. Ini semua supaya politik tidak lagi menjadi “tugas yang sedih”. Dan tidak lagi “terkutuk” hanya karena ia harus “menerjemahkan nilai-nilai ke dalam dunia fakta-fakta”.
MENIKMATI DEMOKRASI
Yang kemudian harus kita lakukan adalah bagaimana mengintegrasikan kebenaran dengan legalitas. Bagaimana membuat sesuatu yang salah dalam pandangan agama menjadi tidak legal dalam pandangan hukum positif. Secara terbalik, itu pulalah yang dilakukan pelaku kejahatan. Para mafia narkoba harus mencuci uangnya agar bisa menjadi hak milik yang legal.
TUGAS MEMENANGKAN WACANA PUBLIK
Tugas memenangkan wacana publik tidak hanya dapat disederhanakan dengan memiliki media. Memenangkan wacana publik adalah seni tentang bagaimana mempengaruhi dan menyusun kerangka pemikiran masyarakat. Atau, bagaimana mereka berfikir dengan cara yang kita inginkan, bagaimana membuat mereka mempersepsikan sesuatu dengan lensa yang kita kenakan kepada mereka.
KELOMPOK PEMIKIR STRATEGI
Dakwah kita saat ini sangat membutuhkan kehadiran kelompok pemikir strategi. Generasi “ideolog” telah melakukana tugas mereka dengan baik. Sayyid Quthub, Muhammad Quthub, Muhammad Al-Ghazali, dan Yusuf Al-Qardhawi di Mesir, AL-Maududi di Pakistan dan Al-Nadawi di India. Mereka telah membangun basis pemikiran yang kokoh bagi kebangkitan Islam di seluruh dunia. Kini, tiba saatnya peran mereka dilanjtkan oleh generasi baru, generasi pemikir strategi yang bertugas menyusun langkah-langkah strategis untuk mencapai cita-cita dakwah.
DAKWAH YANG MENEGARA
Seni berkawan dan seni berkoalisi bukan hanya menuntut kemampuan mengartikulasikan diri dan nilai-nilai kita secara baik dan mempesona, melainkan juga menuntut kemampuan memahami orang lain. Memasuki ruang akal dan hati mereka, mengelola perbedaan-perbedaan menjadi kekuatan dinamis, dan mengansitipasi potensi ancaman untuk tidak terkristalisasi menjadi kekuatan desktruktif.
POLITIK ISOLASI
Isolasi adalah kunci yang menutup ruang gerak sebuah kekuatan. Setiap kekuatan dalam medan pertempuran akan menghindari semua usaha pengepungan yang menghilangkan keleluasaannya untuk bergerak dan melawan. Dalam dunia militer, bisnis, dan politik modern, jaringan merupakan kekuatan paling ampuh yang setiap saat dapat digunakan untuk mengisolasi para pesaing.
CELAH SEJARAH DAN TANTANGAN BARU
Di hadapan kita saat ini ada sebuah celah sejarah yang diciptakan oleh masa transisi. Tetapi, peluang-peluangnya juga diserta dengan berbagai tantangan. Kalau kita ingin merebut masa depan dan kita memang harus merebutnya—tantangan-tantangan itu harus kita cermati dengan baik.
IMUNITAS
Dunia politik adalah tempat bersemayan kekuasaan yang secara pasti mempengaruhi kehidupan orang banyak. Kita ingin mengembalikan kekuasaan ke tempat yang sebenarnya. Tetapi, kekuasaan itu pedang bermata dua: mungkin kita bisa “membersihkannya”, mungkin juga menodai kita. Itulah sebabnya kita perlu imunitas: semacam daya tahan terhadap tekanan lingkungan yang tidak Islami, daya tangkal terhadap pengaruh negatif, atau daya seleksi terhadap pengaruh positif.
ASAS PENYIKAPAN
Asas penentuan sikap dan pengambilan keputusan adalah “asumsi” maslahat yang terdapat pada perkara itu. Karena sifatnya asumsi, maka sudah pasti relatif. Karena relatif, maka sangatlah mudah mengalami perubahan-perubahan.
RESIKO KEPUTUSAN
Sebuah keputusan Syuro selalu mengandung resiko. Sepanjang yang dilakukan syura adalah mendefinisikan maslahat’ammah atau mudharat yang bersifat asumtif, maka selalu ada resiko kesalahan. Atau, setidak-tidaknya “tempo kebenarannya” sangat pendek.
OPTIMALISASI SYURO
Syuro punya fungsi psikologis dan fungsi instrumental. Fungsi psikologi terlaksana dengan menjamin adanya kemeerdekaan dan kebebasan yang penuh bagi setiap peserta syuro untuk mengekspresikan pikiran-pikirannya secara wajar dan apa adanya. Tapi, tentu saja setiap orang punya cara yang berbeda-beda dalam mengekspresikan dirinya. Jika ruang ekspresi tidak terwadahi dengan baik, akan terjadi konflik yang kontraproduktif dalam syuro.
Mari Kita berhenti sejenak disini!
Kita sudah relatif jauh berjalan bersama dalam kereta Dakwah. Banyak sudah yang kita lihat dan yang kita raih. Tapi, banyak juga yang masih kita keluhkan: rintangan yang menghambat laju kereta, goncangan yang melelahkan fisik dan jiwa, sura-suara gaduh yang memekakkan telinga dari gerbong kereta ini, dan tikungan-tikungan tajam yang menegangkan. Sementara, banyak pemandangan indah yang terlewatkan dan tak sempat kita potret, juga banyak kursi kosong dalam kereta dakwah ini yang semestinya bisa ditempat oleh penumpang-penumpang baru tapi tidak sempat kita muat...Dan masih banyak lagi!
Jadi marilah kita berhenti sejenak disini! Sahabat Rasulullah generasi pertama menyebutnya Majlis Iman. Ibnu Ma’ud berkata, “Duduklah bersama kami, biar kita beriman sejenak.”
Majlis iman kita butuhkan untuk dua keperluan. Pertama untuk memantau keseimbangan antara berbagai perubahan pada lingkungan strategis dengan kondisi internal dakwah serta laju pertumbuhannya. Kedua, untuk mengisi ulang hati kita dengan energi baru. Beginilah akhirnya kita memahami mengapa majlis-majlis kecil para sahabat Rasulullah SAW, di masjid atau di rumah-rumah berubah menjadi wacana yang melahirkan gagasan-gagasan besar atau tempat merawat kesinambungan iman dan semangat jihad. Maka ucapan mereka, kata Ali, adalah dzikir, dan, diam mereka adalah perenungan.
Tradisi inilah yang hilang di antara kita sehingga diam kita berubah menjadi imajinasi yang liar, ucapan kita kehilangan arah dan makna.
PROYEK PERADABAN KITA
Membangun kehidupan yang islami adalah sebuah proyek peradaban raksasa. Proyek besar bertujuan merekonstruksi pemikiran dan kepribadian manusia muslim agar berpikir, merasa, dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah SWT atau dengan referensi Islam.
Pekerjaan-pekerjaan dakwah untuk menyelesaikan proyek dakwah itu harus dilakukan dalam empat tahap, yaitu Mihwar Tanzhimi (Pembentukan Organisasi), Mihwar Sya’bi (Membentuk Basis Sosial), Mihwar Muassasi (Membangun Institusi di seluruh sektor kehidupan) dan Mihwar Daulah (Institusi Negara)
PROSES PERALIHAN
Sekarang amal Islami telah memasuki era keterbukaan (jahriyah) dan bekerja dengan cara-cara yang juga terbuka. Kondisi yang dibutuhkan untuk memasuki era keterbukaan, kata Syekh Muhammad Ahmad Al-Rasyid , adalah jumlah kader yang cukup situasi politik yang kondusif, penerimaan yang baik dari masyarakat, dan tersedianya kendaraan yang akan digunakan.
DAKWAH, POLITIK DAN DEMOKRASI
Partisipasi politik di alam demokrasi, seperti yang sekarang kita lakukan, disamping mempunyai akar kebenaran dalam referensi Islam, juga punya makna strategis bagi proyek peradaban kita: bahwa ini adalah upaya meretas jalan bagi umat secara aman dan bebas untuk membangun dirinya, bahkan memiliki dunianya sendiri. Perbedaan mendasar antara demokrasi sekuler dengan konsep politik Islam terletak pada pandangan tentang siapa pemegang kedaulatan. Konsep demokrasi sekuler memberikannya kepada suara rakyat, sementara Islam kedaulatan sepenuhnya di tangan Tuhan. Perbedaan itu sangat mendasar, dan titik temu keduanya terletak pada konsep partisipas. Yang pada dasarnya adalah Jaminan hak asasi pada setiap orang, mendahulukan kepentingan kolektif daripada individu dan menjadikan keragaman itu sebuah kekuatan.
DILEMA PARTAI DAKWAH
Allah SWT sesungguhnya meletakkan ujian bagi kita, para duat: bagaimana menyepadankan kebenaran Islam dengan kesalihan manusianya dan menyamakan kebesaran Islam dengan kehebatan manusianya. Ini semua supaya politik tidak lagi menjadi “tugas yang sedih”. Dan tidak lagi “terkutuk” hanya karena ia harus “menerjemahkan nilai-nilai ke dalam dunia fakta-fakta”.
MENIKMATI DEMOKRASI
Yang kemudian harus kita lakukan adalah bagaimana mengintegrasikan kebenaran dengan legalitas. Bagaimana membuat sesuatu yang salah dalam pandangan agama menjadi tidak legal dalam pandangan hukum positif. Secara terbalik, itu pulalah yang dilakukan pelaku kejahatan. Para mafia narkoba harus mencuci uangnya agar bisa menjadi hak milik yang legal.
TUGAS MEMENANGKAN WACANA PUBLIK
Tugas memenangkan wacana publik tidak hanya dapat disederhanakan dengan memiliki media. Memenangkan wacana publik adalah seni tentang bagaimana mempengaruhi dan menyusun kerangka pemikiran masyarakat. Atau, bagaimana mereka berfikir dengan cara yang kita inginkan, bagaimana membuat mereka mempersepsikan sesuatu dengan lensa yang kita kenakan kepada mereka.
KELOMPOK PEMIKIR STRATEGI
Dakwah kita saat ini sangat membutuhkan kehadiran kelompok pemikir strategi. Generasi “ideolog” telah melakukana tugas mereka dengan baik. Sayyid Quthub, Muhammad Quthub, Muhammad Al-Ghazali, dan Yusuf Al-Qardhawi di Mesir, AL-Maududi di Pakistan dan Al-Nadawi di India. Mereka telah membangun basis pemikiran yang kokoh bagi kebangkitan Islam di seluruh dunia. Kini, tiba saatnya peran mereka dilanjtkan oleh generasi baru, generasi pemikir strategi yang bertugas menyusun langkah-langkah strategis untuk mencapai cita-cita dakwah.
DAKWAH YANG MENEGARA
Seni berkawan dan seni berkoalisi bukan hanya menuntut kemampuan mengartikulasikan diri dan nilai-nilai kita secara baik dan mempesona, melainkan juga menuntut kemampuan memahami orang lain. Memasuki ruang akal dan hati mereka, mengelola perbedaan-perbedaan menjadi kekuatan dinamis, dan mengansitipasi potensi ancaman untuk tidak terkristalisasi menjadi kekuatan desktruktif.
POLITIK ISOLASI
Isolasi adalah kunci yang menutup ruang gerak sebuah kekuatan. Setiap kekuatan dalam medan pertempuran akan menghindari semua usaha pengepungan yang menghilangkan keleluasaannya untuk bergerak dan melawan. Dalam dunia militer, bisnis, dan politik modern, jaringan merupakan kekuatan paling ampuh yang setiap saat dapat digunakan untuk mengisolasi para pesaing.
CELAH SEJARAH DAN TANTANGAN BARU
Di hadapan kita saat ini ada sebuah celah sejarah yang diciptakan oleh masa transisi. Tetapi, peluang-peluangnya juga diserta dengan berbagai tantangan. Kalau kita ingin merebut masa depan dan kita memang harus merebutnya—tantangan-tantangan itu harus kita cermati dengan baik.
IMUNITAS
Dunia politik adalah tempat bersemayan kekuasaan yang secara pasti mempengaruhi kehidupan orang banyak. Kita ingin mengembalikan kekuasaan ke tempat yang sebenarnya. Tetapi, kekuasaan itu pedang bermata dua: mungkin kita bisa “membersihkannya”, mungkin juga menodai kita. Itulah sebabnya kita perlu imunitas: semacam daya tahan terhadap tekanan lingkungan yang tidak Islami, daya tangkal terhadap pengaruh negatif, atau daya seleksi terhadap pengaruh positif.
ASAS PENYIKAPAN
Asas penentuan sikap dan pengambilan keputusan adalah “asumsi” maslahat yang terdapat pada perkara itu. Karena sifatnya asumsi, maka sudah pasti relatif. Karena relatif, maka sangatlah mudah mengalami perubahan-perubahan.
RESIKO KEPUTUSAN
Sebuah keputusan Syuro selalu mengandung resiko. Sepanjang yang dilakukan syura adalah mendefinisikan maslahat’ammah atau mudharat yang bersifat asumtif, maka selalu ada resiko kesalahan. Atau, setidak-tidaknya “tempo kebenarannya” sangat pendek.
OPTIMALISASI SYURO
Syuro punya fungsi psikologis dan fungsi instrumental. Fungsi psikologi terlaksana dengan menjamin adanya kemeerdekaan dan kebebasan yang penuh bagi setiap peserta syuro untuk mengekspresikan pikiran-pikirannya secara wajar dan apa adanya. Tapi, tentu saja setiap orang punya cara yang berbeda-beda dalam mengekspresikan dirinya. Jika ruang ekspresi tidak terwadahi dengan baik, akan terjadi konflik yang kontraproduktif dalam syuro.
Langganan:
Postingan (Atom)