Kamis, 14 Juni 2012

RINGKASAN BUKU MENIKMATI DEMOKRASI – Anis Matta Part 2 (BAB 16- 30)



MENGELOLA KETIDAKSETUJUAN TERHADAP HASIL SYURA
Perbedaan adalah sumber kekayaan dalam kehidupan berjamaah. Mereka yang tidak bisa menikmati perbedaaan itu dengan cara yang benar akan kehilangan banyak sumber kekayaan. Dalam ketidaksetujuan itu sebuah rahasia kepribadian akan tampak ke permukaan: apakah kita matang secara tarbawi atau tidak?

SYUBHAT DI SEKITAR SIKAP KRITIS
Jamaah Dakwah juga memerlukan kontrol, pengendalian, dan perbaikan yang berkesinambungan. Karena, jamaah itu komunitas manusia. Kelemahan-kelemahan bawaan yang ada pada diri manusia juga ada di jamaah dakwah. Itulah mengapa sikap kritis dan kultur instropeksi menjadi instrumen penting dalam proses penyempurnaan kehidupan berjamaah.

MENYIKAPI ORANG KREATIF DAN KRITIS
Sikap kritis merupakan indikator kesehatan hidup berjamaah. Karena, dengan begitu instrumen dan proses perbaikan berkesinambungan bekerja dengan baik. Kekhawatiran yang berlebihan terhadap sikap kritis sebenarnya tidak perlu ada. Kita hanya perlu khawatir bila sikap kritis berkembang secara tidak positif dan memicu konflik pribadi yang tidak sehat.

KERAGAMAN YANG PRODUKTIF
Segabai suatu organisasi, jamaah dakwah bekerja di wilayah yang sangat luas dan dengan sangat banyak orang. Mengelola keragaman pendapat menjadi faktor produktif bagi organisasi seperti itu, tentu tidak semudah mengelola keragaman pendapat dalam tim kreatif sebuah perusahaan iklan.

MENGOKOHKAN TRADISI ILMIAH KITA
Tradisi ilmiah bukanlah sekedar kebiasaan-kebiasaan ilmiah yang baik, tapi lebih merupakan standar mutu yang menjelaskan kepada kita di peringkat mana peradaban suatu bangsa atau suatu komunitas itu berada. Tradisi ilmiah bukanlah gambaran dari suatu kondisi permanen. Namun, lebih mengacu kepada suatu proses yang dinamis dan berkembang secara berkesinambungan.

KITA DAN PERANG ITU
Kita harus membaca situasi sekarang ini dengan semangat bagaimanamemanfaatkannya sebagai momentum untuk menciptakan kemajuan-kemajuan baru, lompatan-lompatan baru, bagi kepentingan strategis dan sejarah dakwah.

MEMBACA TANDA-TANDA ZAMAN
Bagi kita, para dai, khususnya para qiyadah amal islami, membaca tanda-tanda zaman diperlukan untuk menentukan proses perpindahan fase dakwah ke fase berikutnya. Membaca tanda-tanda zaman juga diperlukan untuk menentukan laju pertumbuhan dakwah.




YANG KITA PIKIRKAN DAN YANG KITA LAKUKAN
Kita harus mempunyai metodologi dan instrumen pembacaan yang komprehensif dan integral terhadap musuh-musuh dakwah. Itu merupakan dokumen strategis yang harus kita miliki untuk dapat menetapkan cara yang tepat untuk menghadapi mereka.

PIKIRAN DIBALIK PIKIRAN
Kemampuan membaca pikiran di balik pikiran akan menentukan seberapa jauh orang lain dapat mempengaruhi pikiran dan sikap. Begitu kehilangan imunitas, kita akan berpikir dan bersikap dalam format yang mereka inginkan untuk kita.

OBJEKTIVITAS ANTARA OPTIMISME DAN PESIMISME
Optimisme yang berbaur secara salah dengan objektivitas sering mendorong kita melupakan sisi-sisi lain yang sebenarnya justru menjadi kekuatan musuh. Dalam keadaan begitu kita mungkin tidak antisipatif terhadap berbagai kemungkinan tidak terduga.

PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN
Sikap kritis adalah sebuah kemestian yang tidak apat ditolak. Tapi mengkritisi diri sendiri secara berlebihan atau membebani diri sendiri dengan rasa bersalah yang berlebihan, hanya akan berakibat kontraproduktif.

PERFORMANSI POLITIK KITA
Kita telah mengokohkan jatidiri kita sebagai salah satu kekuatan moral dalam dunia politik kita. Tapi para pengamat politik berpendapat performansi kita lebih kuat sebagai ormas atau yayasan sosial ketimbang sebagai kekuatan politik praktis. Mereka ragu kita layak mengelola negara.

MENGEMBANGKAN KAPASITAS INTERNAL KITA
Dalam dunia politik praktis, orang-orang tidak menilai kita berdasarkan apa yang kita inginkan. Mereka menilai kita berdasarkan apa yang dapat kita lakukan. Mereka tidak pernah menanyakan apa visi-misi kita Tapi menanyakan seberapa mampu kita merealisasikan apa yang kita inginkan.

BUDAYA POLITIK KITA
Sekarang marhalah dakwah kita menuntut dikembangkan kultur baru, yaitu kultur sebagai pekerja poilitik. Ini tidak berarti kita harus menghapus kultur pekerja sosial yang sudah terbentuk sebelumnya.

STRATEGI PENCITRAAN
Apa yang dipahami orang lain tentang kita sebenarnya dibentuk oleh akumulasi sekap, perilaku, dan cara kita mengekspresikan diri. Apa yang mereka lihat, apa yang mereka dengar tentang kita, itulah yang menjadi faktor pembentuk citra kita di benak mereka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar